Selanjutnya….
Aa Gym tidak hadir dan Panitia tidak
memberi konfirmasi dan klarifikasi apa-apa, sehingga para peserta Sayang sekali
sampai larut malam aku tidak menemukan mereka. dengan langkah gontai aku menuju
kamarku dan membaringkan tubuh, melamun sampai akhirnya tertidur.
Krik…krik…krik…krik…1000x kembali suara jangkrik mengerik menambah syahdu
suasana sunyi menjelang pagi tatkala berpasang-pasang mata terlelap dalam
hangatnya pelukan malam. Zzz..zz..zzz..z..z..
17 AGUSTUS 2003 [ MINGGU ]
Hari ini aku bangun pagi-pagi sekali walaupun aku Cuma tidur satu jam, kemudian mengambil air wudlu shalat subuh dan berdo’a kepada Tuhan agar diberi hati yang lapang dan kejernihan berpikir dalam menyikapi perbedaan sesama mahluk Tuhan, bukankah perbedaan itu indah jika kita bisa memaknainya.
pukul 08.00 – 10.00 recananya Aa Gym akan memberikan ceramah tentang “Moralitas Pemimpin Masa depan di tengah-tenga pluralisme bangsa”. Namun sayang sangat menyesalkan ketidak jelasan informasinya.
Akhirnya pagi itu hanya di isi oleh pak Pdt. Nus Reimas yang meyampaikan ceramah tentang Transformasi Mahasiswa dengan dibantu oleh moderator pak Drs. William Wairata. kesanku tentang Transformasi Mahasiswa menarik, dan harus didukung dan di aktualisasikan secepatnya.
Pagi itu kami semua memperingati hari kemerdekaan, karena bertepatan dengan tanggal 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan Indonesia, kami larut dalam suasana haru. Semua bersyukur memuji Tuhan atas berkah kemerdekaan yang diberikan-Nya, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama karena kami adalah satu dan itu pasti…!! Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa INDONESIA, kami sadar walaupun berbeda suku dan agama tetapi kami satu bangsa Indonesia bangsa yang ber-Bhineka Tunggal IKa. Setelah prosesi selesai kami beristirahat sejenak untuk persiapan acara penutupan.
Siang hari merupakan saat terakhir kebersamaan kita dalam transformasi mahasiswa. Perasaan gembira dan sedih bercampur aduk, gembira karena kita bisa kumpul bersama, bertemu satu sama lain sesama anak bangsa walaupun berbeda suku dan agama. Sedih Karena sudah saatnya berpisah dan mengucapkan selamat tinggal buat temen-temen kita.
Tak terasa hari-hari penuh warna dan makna telah kita lalui bersama, terima kasih Tuhan, terima kasih Tuhan, tak henti-hentinya kuucapkan syukur. Terima kasih telah mempertemukan kita dalam kasih-MU, puji syukur Alhamdulillah hanya kalimat itu yang bisa terucap dari dalam hati yang paling dalam. Semoga Tuhan mendengarkan hamba-NYA dan aku yakin akan hal itu.
Para peserta transformasi mahasiswa terlihat saling bergandeng tangan, berrangkulan, begitu dekat begitu akrab, suasana semakin haru ketika lagu kemesraan dinyanyikan, semua bernyanyi sambil bergandeng tangan satu sama lain “ kemesraan…ini…janganlah cepat berlalu…kemesraan ini…inginku kenang selalu…hatiku damai…jiwaku tentram disampingmu…hatiku damai…jiwaku tentram bersamamu…” bait-bait lagu itu seakan menjadi ikrar bersama untuk kemesraan dan mesra dalam kebersamaan, tentram dan damai selalu.
Siang menjelang sore setelah selesai berkemas aku bersiap-siap meninggalkan Wisma kinasih, kusalami setiap peserta yang kebetulan aku temui siang itu, berat rasanya berpisah dengan mereka, senyuman mani kembali kudapatkan sebagai salam perpisahan tak ketinggalan iringan do’a semoga selamat di perjalanan dan sampai tujuan menyertai rombongan kami, selamat tinggal kinasih, selamat jalan kawan kami akan selalu merindukanmu…jangan lupa kirim kabar, sms dan e-mail begitu yang sering kudengar dari kawan-kawanku.
BOGOR – JOGJAKARTA AGUSTUS 2003
Begitulah sekelumit catatan kenangan,
sepenggal kisah…kinasih buatku menjadi pengalaman yang menarik dan berharga,
entah buat orang lain, semoga sama seperti yang aku rasakan. kembali aku
bertanya pada diriku masihkah akan kukirimkan sepenggal kisah …kinasih ini ? “
ya !! tegasku “. Akan kukirimkan buat temenku yang sempat aku kenal walau
sesaat semoga kisah ini selalu mengingatkan aku juga temanku akan indahnya
pertemuan dan kebersamaan —semoga—
Berpisah setelah bertemu bagiku bukanlah suatu “ Perpisahan “ tapi merupakan awal dari sebuah “ Persahabatan “ kuharap mereka setuju.
Kupandangi terus catatan kenanganku, tidak terasa ternyata cukup banyak yang sudah aku tulis, mungkin bisa membuat mengantuk bagi orang lain yang membacanya, tidak jelas ujung pangkalnya tapi begitulah adanya. Hadir dan mengalir ! dalam hati aku bertanya akankah kisah ini berakhir sampai disini ? ataukah aku akan melanjutkan menulis kisah indah ini ? entahlah hanya waktu yang bisa jawab semua itu dan hanya Tuhan yang bisa mengabulkan harapanku—semoga–. Kembali kubaca ulang sampai akhirnya kuputuskan akan segera kukirimkan. Sejenak aku berpikir………akh…bukan waktunya berpikir lagi, cepat kirimkan !! send!! temenmu sudah menunggu……Ok…ok…segera kukirim tanpa ba bi bu lagi aku bergegas untuk mengirimkan sepenggal kisahku ini.
Berpisah setelah bertemu bagiku bukanlah suatu “ Perpisahan “ tapi merupakan awal dari sebuah “ Persahabatan “ kuharap mereka setuju.
Kupandangi terus catatan kenanganku, tidak terasa ternyata cukup banyak yang sudah aku tulis, mungkin bisa membuat mengantuk bagi orang lain yang membacanya, tidak jelas ujung pangkalnya tapi begitulah adanya. Hadir dan mengalir ! dalam hati aku bertanya akankah kisah ini berakhir sampai disini ? ataukah aku akan melanjutkan menulis kisah indah ini ? entahlah hanya waktu yang bisa jawab semua itu dan hanya Tuhan yang bisa mengabulkan harapanku—semoga–. Kembali kubaca ulang sampai akhirnya kuputuskan akan segera kukirimkan. Sejenak aku berpikir………akh…bukan waktunya berpikir lagi, cepat kirimkan !! send!! temenmu sudah menunggu……Ok…ok…segera kukirim tanpa ba bi bu lagi aku bergegas untuk mengirimkan sepenggal kisahku ini.
– selesai (?) – (bagian ke-5 dari 5
bagian) Tamat.
Labels:
Journey
Thanks for reading Kisah Kinasih (Part V) Selesai.. Please share...!
0 Comment for "Kisah Kinasih (Part V) Selesai."